5 TIGKAT
PENCEGAHAN LEVEL DAN CLARK (FIVE LEVEL
OF PREVENTION )
1. Pencegahan primer
Usaha
untuk meninggikan mutu kesehatan (HEALTH PROMOTION)
PRIMARY
PREVENTION, dilakukan dgn Health Promotion seperti penyuluhan kesehatan yg
intensif, perbaikan gizi dan pola menu gizi adekuat, tumbuh kembang, perumahan
sehat, pendidikan seks, faktor lingkungan akan timbul penyakit.
Penjamu / host:
Melaksanakan
pendidikan kesehatan gigi, Melaksanakan usaha perbaikan gizi terutama selama
pembentukan dan perkembangan gigi sebelum erupsi (pd saat ibu hamil) dan
setelah erupsi, Menjaga
kebersihan gigi dgn cara penyikatan gigi secara baik, benar, dan teratur
Usaha
memberikan perlindungan khusus (SPECIFIC PROTECTION)
General and Specific
Protection, seperti pengebalan kelompok rentan/imunisasi. Higiene perorangan,
K3, perlindungan karsinogenik, pengendalian pencemaran.
Penjamu / host:
melakukan fissure sealant,
melakukan aplikasi fluor, melakukan
fluoridasi air minum, dan operator menggunakan triad barrier (handscoon, masker,
kaca mata)
2. Pencegahan sekunder
Usaha
mengenal penyakit sedini mungkin serta memberikan pengobatan yg tepat (EARLY
DIAGNOSIS & PROMPT TREATMENT)
Early Diagnosis and Prompt
Treatment meliputi ; cari kasus dini, general check up, survei selektif/school
survey, keteraturan berobat, pengobatan tepat.
Penjamu / host:
Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi secara periodik ( 6 bln sekali) utk mendeteksi
adanya karies dini, Membersihkan karang gigi, dan Penambalan
Usaha
untuk membatasi cacat ( DISABILITY LIMITATION)DISABILITY LIMITATION, dilakukan dgn intensifikasi
pengobatan agar tdk lanjut, cegah komplikasi dan cacat, perbaikan faskes,
kurangi beban non medis.
3. Pencegahan tersier
Usaha rehabilitasi
(REHABILITAION)
REHABILITATION, dgn kegiatan penyuluhan paska sembuh, work
therapy, rehabilitasi sosial, dukungan moral dan lembaga masyarakat
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan
Rehabilitasi ini terdiri atas :
Rehabilitasi fisik : yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal-maksimalnya.
Rehabilitasi mental : yaitu agar bekas penderita dapat
menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan.
Rehabilitasi sosial vokasional: yaitu agar bekas penderita menempati
suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
Rehabilitasi estetis
: usaha rehabilitasi estetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan